Partai Politik Harus Kembali Pada Tupoksinya

Oleh: Stepanus Hawiananko*

Saya ingin mengajak kita semua untuk perlu merefleksikan lagi apa sebenarnya itu partai politik, apa tugas pokok dan fungsinya? Kalau menurut salah satu pakar politik Prof. Miriam Budiardjo “partai politik adalah suatu kelompok yang terorganisir dimana para anggotanya mempunyai orientasi, cita-cita dan nilai-nilai yang sama. Tujuan kelompok ini yaitu memperoleh kekuasaan politik dan merebut kedudukan politik dengan cara konstitusional untuk melaksanakan kebijakannya”. Dan Negara Indonesia sebagai penganut Demokrasi Pancasila yang memilih sistem multi partai dengan berbagai macam tugas pokok dan fungsi awal seperti berikut diantaranya: 1. Sebagai Sarana Komunikasi Politik, 2. Sebagai Sarana Sosialisasi Politik, 3. Sebagai Sarana Rekruitment dan pendidikan Politik, 4. Sebagai Sarana Pengatur Konflik, 5. Sebagai Sarana Partisipasi Politik, 6. Sebagai Sarana untuk melakukan Kontrol Politik.

Menurut kacamata awam saya bahwa sampai hari ini partai politik masih belum mampu untuk menjalankan tupoksinya tersebut dengan baik bahkan sering kali para anggotanya pun menunjukkan hal-hal yang kurang sepantasnya dipertontonkan kepada Publik. Partai politik ada namun bisa seperti tiada, kadang bisa timbul kadang juga bisa tenggelam, kadang datang dan kadang pergi. Parpol kerap kali baru hadir dengan gagahnya ketika menjelang ada hajatan pesta demokrasi seperti Pileg, Pilkada, dan Pemilu, hadir dalam gegap gempita kampanye politik periodik pada momen-momen tertentu. Dimanakah Parpol ketika rakyat kalangan bawah menuntut keadilan atas berbagai masalah yang sering kali membelit kehidupan dan membuat rakyat kadang tak berdaya untuk menyelesaikannya. Parpol kerap menjadi elitis, yang kadang habis-habisan untuk mengurus permasalahan-permasalahan kalangan elite di tingkat atas karena memang disitulah tidak bisa dipungkiri Parpol bisa hidup. Sedangkan bagaimana dengan rakyat? dan tidak bisa dipungkiri bahwa kerap kali rakyat nanti ditemui cukup ketika menjelang ada hajatan pesta demokrasi. 

Tetapi dalam pandangan lain ada parpol yang memang benar-benar turun ke bawah artinya parpol ini betul-betul hadir di tengah-tengah rakyat, mau untuk mendengarkan setiap keluh kesah dan persoalan rakyat yang kian hari terus bertambah. Tidak heran kalau akar rumput parpol seperti ini cukup kuat. Sehingga ketika kader parpol yang seperti ini berhasil duduk di kursi parlemen, dia tidak mudah lupa diri dan selalu ingat dengan konstituen yang memberikannya amanah. Berbeda dengan kader yang masuk parpolnya tidak pernah sebelumnya berkotor-kotor dan mau menjadi akar rumput untuk mendengarkan dan merasakan persoalan rakyat (kebalikan yang sebelumnya). Maka memang penting sebenarnya parpol diisi oleh orang-orang yang berkualitas, baik secara intelektual, jiwa sosial yang bagus maupun moral spiritualnya. Perlu kita ingat bahwa parpol merupakan suatu entitas politik yang juga punya peran besar dalam hal menyelesaikan berbagai persoalan kebangsaan. Hal ini seharusnya dipahami betul oleh kader parpol. Jika suatu kehadiran parpol di tengah-tengah masyarakat begitu memiliki makna, maka saya yakin niscaya akan terciptanya hubungan dua arah yang baik, kuat, efektif dan efisien.

Sehingga refleksi untuk kita bersama, memasuki tahun politik yang besar dimana tahun 2018 akan ada PILKADA serentak dan berlanjut ke tahun 2019 akan ada PEMILU Presiden dan Wakil Presiden RI. Yang kemudian hemat saya, saya ingin menyampaikan juga dan mengajak bagi seluruh Partai Politik yang ada dan terdaftar secara legal dalam konstitusi Negara sudah saatnya “Harus Kembali Pada Tugas Pokok dan Fungsinya” sebagai cita-cita luhur dibentuknya parpol, untuk memberikan contoh kehidupan berdemokrasi yang baik dan agar kepercayaan Publik yang selama ini menurun secara perlahan-lahan bisa kembali terangkul naik. Karena Parpol sebenarnya adalah juga sebuah agen sosial dengan harapan memiliki kemampuan untuk melaksanakan terobosan-terobosan, ide serta gagasan-gagasan mereka di dalam kehidupan  bermasyarakat. Sebab juga pada hakikat dasarnya Partai politik itu muncul dari rakyat, rakyatlah roh dan jiwa dari Parpol itu.

Setitik pesan: Sebagai warga negara yang baik kita tidak boleh bersikap apatis/tidak peduli dengan kondisi sosial politik kemasyarakatan. Untuk persiapan menyongsong Pilkada serentak 2018 dan Pemilu 2019 mari kita bersama-sama melawan politik yang berbau isu SARA dan terus menjadi agen dan pelaku perdamaian, baik di dunia nyata maupun di dunia maya. NKRI akan terus kuat dan besar ketika kita semua tetap mampu untuk menjaga persatuan dan kesatuan.  Terima Kasih.

*Penulis adalah Mahasiswa Kampus Orange FISIP UNLAM Banjarmasin, Sekretaris Jenderal DPC Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia Cabang Banjarmasin KalSel