Valentine: PMKRI Pematangsiantar Berbagi Kasih di Pusat Rehabilitasi Harapan Jaya

Dalam rangka mengisi Hari Kasih Sayang (Valentine Day), Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Pematangsiantar menggelar “Bagi Kasih” di Pusat Rehabilitasi Harapan Jaya, Rabu (14/02/2018). Kegiatan ini dihadiri oleh DPC PMKRI, puluhan Anggota PMKRI, Pimpinan Pusat Rehabilitasi Suster Leoni Manalu FCJM, Pegawai, anak-anak disabilitas, dan pasien asuhan Harapan Jaya.

Pada masa kini, tanggal 14 Februari biasanya dipenuhi dengan simbol-simbol kasih sayang, seperti bunga, coklat, puisi, cinta dan hal-hal romantis lainnya. Namun, PMKRI sebagai organisasi pembinaan dan perjuangan untuk masyarakat kaum tertindas memilih untuk melakukan berbagi kasih di Pusat Rehabilitasi Harapan Jaya. Acara Bagi Kasih ini terdiri dari Bermain, Sharing Pengalaman, berbagi kado dan sembako.

Presidium Pengembangan Organisasi (PPO) Ardon Simbolon selaku pengarah kegiatan ini dalam kata sambutanya menyampaikan bahwa kaum muda dan mahasiswa harus membuka diri dan peduli terhadap situasi masyarakat. “Kita selaku mahasiswa dan pemuda sudah saatnya membuktikan bahwa kita mampu menjadi teladan dalam tatanan masyarakat. Salah satu upaya untuk mewujudkan hal tersebut, kita harus mampu merasakan keluh kesah dan penderitaan yang dialami mereka. Berkunjung dan Berbagi Kasih ini merupakan perwujudan kasih sayang kita” tutur Ardon.

Sementara itu, Ketua Presidium PMKRI Pematangsiantar Putra Jaya Saragih memberikan motivasi kepada para anak asuh untuk tetap semangat dalam proses pengobatan, bersekolah dan menjalani aktifitas sehari-hari. “Adik-adik sekalian yang kami sayangi, meskipun di tengah kondisi keterbatasan, kita harus tetap semangat dalam menjalani hidup, terutama untuk belajar. Kita terlahir pasti memiliki kelebihan, jadi jangan pernah  merasa rendah diri untuk mencapai cita-cita dan mimpi-mimpi kalian. Percayalah, disadari atau tidak, masih banyak orang yang senantiasa menyayangi kita.

Dalam acara sharing, Cecilia salah seorang anak asuh Harapan Jaya menceritakan latar belakang dan pengalamannya di Harapan Jaya. “Saya ditinggalkan orangtua karena tidak bisa berjalan. Awalnya saya takut berada di sini, namun lama kelamaan saya bisa tenang dan nyaman karena saya akhirnya memiliki banyak teman. Di sini saya terapi setiap hari hingga saya bisa berjalan, meskipun masih menggunakan tongkat. Saya berterimakasih kepada kakak-kakak dan abang-abang yang sudah mau berkunjung dan berbagi pengalaman. Semoga kami bisa meneladani orang kakak dan abang-abang sekalian” tutur Cecilia.
  

Selama acara tersebut, terlihat anak-anak asuhan begitu ceria. Kehadiran PMKRI ke Pusat Rehabilitasi Harapan Jaya memberikan kesempatan kepada para anak asuh untuk berbagi cerita dan curhat kepada kakak dan abangnya, yaitu para anggota PMKRI. Pihak Harapan Jaya juga sangat mengapresiasi kehadiran PMKRI ke pusat rehabilitasi tersebut.

“Kami mengucapkan terimakasih kepada teman-teman PMKRI yang telah berkunjung dan berbagi kasih dengan adik-adik kita yang di sini. Saya bekerja di sini karena panggilan jiwa. Saya berharap teman-teman PMKRI untuk ke depannya semakin sering melakukan kegiatan sejenis ini. Kita terpanggil ke dunia untuk mengasihi sesama kita seperti kita mengasihi diri kita sendiri” tutur Mario Simbolon salah satu pegawai.

Sebelum acara ditutup, PMKRI berbagi kado kepada anak-anak dan menyerahkan sembako. Setelah itu, salah satu pegawai Kristina Silitonga memimpin doa sekaligus penutupan acara tersebut. Selanjutnya para DPC dan Anggota PMKRI berfoto bersama dan bersiap-siap untuk pulang. (Alfredo Pance Saragih)