Rayuan Sebuah Pulang (I)

Gambar dari sini

Oleh: Yogen Sogen

waktu luang adalah sebuah
jeda yang  lepaskan pengap di dada seorang petualang yang hilang

seperti subuh yang dingin dipeluk angin dan enggan pergi dari tubuh
seperti  seorang ibu merapal rindu pada anaknya

segalanya tentang ingin yang dingin
segalanya tentang kemungkinan
dan pulang adalah cara terbaik untuk tuntas dari sebait kejauhan

aku dan sebuah pulang mungkin berada di antara triliunan rasa yang berbeda
terjerembab dalam asa dan rasa
dan tampil pada ruang ketiadaan  dan ketidaktahuan

sebab waktu selalu bernyanyi dengan nada yang sunyi
dan kadang tampak seperti dunia diktator yang jumawa

kita tidak pernah mampu mematahkan ranting waktu dari pokok dunia
walau kadang semua berjalan dalam rel yang berbeda
namun rindu selalu menjadi mata yang terbaik untuk melihat sebuah pulang
mendaratkan inginnya pada debar yang tak pernah lepas dari biduk ingatan

aku pun engkau juga waktu adalah laut dan daratan
udara dan bandara
semuanya tentang bagaimana menuntaskan ingin yang kian dingin

dan pulang adalah semesta yang paling purba di dalam rahim waktu
seperti puisi yang ingin mencintaimu dalam setiap kata pada nanar matamu

Bandara Kualanamu, 17 Juli 2018

Baca juga  Rayuan Sebuah Pulang (II)