2 Siswi Sekolah dicabuli dalam sepekan, KUPIKIR : Pentingnya Ruang Publik.

Slh satu contoh ruang publik ; Taman Bunga/Lap Merdeka disiantar

Komunitas USI Berpikir menanggapi mencuatnya 2 kasus pencabulan yang baru-baru ini menimpa 2 anak dibawah umur oleh kekasihnya yang sedang ditangani oleh Polres Pematangsiantar.

Terungkap, korban adalah MA (17) dan MAS (17) siswi Sekolah Menengah Atas dicabuli oleh pelaku yang juga Kekasih atau pacar para korban yang sehari-hari merupakan Mahasiswa dan Tukang tambal ban.

Masing-masing kasus ini terungkap setelah para orangtua korban melaporkan kasus tersebut kepada pihak yang berwajib.

Menyikapi hal tersebut, KUPIKIR melalui Koresponden Sosial Humaniora, Andre Y Sinaga mengatakan bahwa kejadian ini amat disayangkan terjadi, mereka menilai kejadian ini harus dilihat secara menyeluruh dan analisi, hal ini dinilai disebabkan penanaman nilai-nilai moral dan norma oleh keluarga yang tidak optimal.

"Itulah kenapa kami bilang pentingnya Ruang Publik seperti RPTRA, karena untuk membentuk watak seorang anak butuh interaksi yang intens dari orangtua." ucap Andre.

Andre menilai Ruang Publik dapat berandil untuk membentuk karakter dan mengenalkan nilai-nilai moral bagi anak khususnya SMP-SMA yang memasuki fase "pancaroba." 

Untuk itu, Andre menegaskan KUPIKIR akan terus meminta Pemerintah untuk memperhatikan hal ini secara serius, sebab menurut mereka pembangunan tak serta-merta soal fisik (infrastruktur) tapi juga Sumber daya dan budaya. 

"Kami juga himbau Orangtua intens mengawasi pergaulan anak melalui facebook, WA dan lainnya." ujar Andre.

Sama halnya dengan Andre, Koresponden KUPIKIR lainnya Juni B Saragih mengatakan bahwa pemetaan lingkungan juga penting bagi pertumbuhan anak.

"Ketua RT dan RW harus jeli melihat kondisi lingkungannya, hidupkan gotong royong dan aktif komunikasi dengan Bhabinkamtibmas atau Babinsa." Ujar Juni.

Disisi lain, KUPIKIR juga berharap melihat permasalahan ini secara holistik karena penyakit masyarakat seperti perbuatan asusila juga membutuhkan peran semua pihak mulai dari lembaga keagamaan, lembaga pendidikan, bahkan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dan Komnas PPA dengan fokus konsentrasi anak-anak SMP-SMA pada fase pancaroba. (pubernitas)

"Harus ada langkah preventif, juga represif dengan pendampingan. Disinilah KPAI juga dibutuhkan hadir." ujar Juni.

Apalagi KUPIKIR menilai Pemerintah tak main-main lagi untuk kasus-kasus tentang seksual dibuktikan dengan diberlakukannya hukum kebiri.

"Kami juga berpikir pendidikan pengenalan seks atau seksologi bisa dimasukkan dalam sekolah." ujar Juni menutup.