AMSS ; Kapolres arogan, polisi yang baik hanya ada di film-film

Polisi menangkap para Mahasiswa

Aliansi Mahasiswa Siantar Simalungun - AMSS yang terdiri dari GMKI, PMKRI, PMII, KUPIKIR dan GAMPAR angkat bicara terkait pernyataan Kapolres Pematangsiantar, AKBP H Ompusunggu, SIK yang mengatakan aksi damai pada pelantikan DPRD Kota Pematangsiantar adalah seperti perbuatan  tak beradap, melalui Pimpinan Aksi Gading S, AMSS mengatakan Kapolres keliru dan menghakimi mahasiswa dengan membandingkan aksi tersebut sebagai perilaku tak beradab.

"Seharusnya Kapolres ada disana, supaya tau jelas bagaimana kami diperlakukan. 5 orang kami diamankan dengan alasan ingin di test urine padahal tidak ditest, itu alibi saja memecah konsentrasi kami." ujar Gading saat ditemui didepan Kantor Polres Pematangsiantar.

Gading menilai adalah menarik pernyataan Kapolres yang menilai mahasiswa perlu ditest urine narkoba. menurutnya, seharusnya tak cuma mahasiswa tapi semua personil polres yang menghadang kami juga harus ditest urine.

"Kami siap ditest, asal semua polisi juga harus ditest, siapa tau penyebab ricuh ini adalah oknum yang dibawah kendali narkoba." ujar Gading sambil menilai Kapolres seharusnya fokus saja memberantas peredaran narkoba dibanding sekadar mencurigai Mahasiswa.

Gading juga berpendapat bahwa dengan keberadaan jumlah massa yang hanya 20 orang tak sebanding dengan aparat polisi yang menghadang mereka berjumlah ratusan.
Gading juga menilai polisi over-reaktif terhadap massa alias lebay, serta Kapolres tidak betul-betul memahami tujuan aksi massa.

"Kami hanya ingin ditemui Sekwan, kami mau masuk bukan bawa senjata, lantas mengapa mereka seperti melihat hantu sehingga menghadang kami? Sebelumnya disurat aksipun sudah jelas kami tulis kami aksi damai didalam kompleks dan dengan tegas berulang kali kami sampaikan : kami tidak mengancam dan menganggu pelantikan." Ujar Gading

Gading menilai seharusnya Polisi mengkawal bukan menghadang karena tidak ada ancaman yang begitu berarti yang perlu dikhawatirkan dari aksi kami. "Sepertinya mereka perlu belajar banyak Protap Dalmas." ujar Mahasiswa Semester III Hukum USI itu.

Saat ditanya keadaan menjadi ricuh, Gading menilai Polisi tidak memahami tuntutan mahasiswa sehingga dialog sukar dilaksanakan.


"Ada teman-teman kami yang dipersekusi, luka-luka sehingga kami nyatakan bereaksi keras dengan tindakan represif ini." ujar Gading

Saat ditanya bagaimana reaksi selanjutnya, Gading mengatakan akan lebih dahulu mengevaluasi sembari mengumpulkan kekuatan untuk mempersiapkan pernyataan sikap terhadap tindakan represif aparat polisi dan pernyataan Kapolres yang menyinggung dan tak berdasar.

"Kami evaluasi dulu, ada bukti-bukti mengarah tindak kekerasan lalu akan kami bicarakan selanjutnya terutama soal kekuatan massa." ucap Gading selaku Pimpinan Aksi.

Gading juga menyampaikan bahwa dia menyayangkan pernyataan Kapolres yang terlalu cepat menjustifikasi, tidak mendengarkan dari berbagai arah dan cenderung pernyataan bernada arogansi.
 "Saya rasa Polisi yang baik hanya ada di film-film." tutup Gading