Belajar Dari Rumah Tanpa Internet Pada Masa COVID-19

Oleh: Julianti Pandjaitan*

Saat ini dunia dikejutkan dengan adanya Corona Virus Disease-19 (COVID-19). Virus ini mulai muncul pada bulan Desember 2019 di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok. Dan saat ini telah merebak ke seluruh dunia dengan sangat cepat dan WHO juga telah menetapkan wabah ini sebagai Pandemi.

Ratusan ribu manusia terpapar Corona Virus Disease-19 (COVID-19) di seluruh dunia. Bahkan, puluhan ribu telah menjadi korban meninggal dunia. Telah tercatat Ada 108 negara yg telah terinfeksi Corona Virus.

Sekarang ini dunia telah merasakan dampak dari maraknya virus ini, dimana orang-orang dilarang berinteraksi satu dengan yang lainnya. Akibatnya semua aktifitas baik itu bekerja, beribadah, sekolah/pendidikan dan berbagai macam kegiatan lainnya harus dilakukan dari rumah.

Pemerintah telah menganjurkan (memberlakukan) sistem Physical Distancing, lockdown dan PSBB. Cara ini bertujuan untuk memutuskan mata rantai penyebaran Corona Virus Disease-19 (COVID-19).

Gambar. 2 Foto diambil sebelum masa Pandemi.

Pendidikan di Indonesia menjadi salah satu imbas negatif akibat Pandemi COVID-19, dikarenakan pembatasan interaksi yang diterapkan oleh pemerintah sehinggah Permendikbud mengeluarkan kebijakan untuk melakukan sistem pembelajaran di rumah menggunakan sistem "Daring". Keputusan pemerintah yang mendadak dengan meliburkan atau belajar di rumah dengan sistem daring, membuat kebingungan banyak pihak, seperti stakeholder sekolah, guru, murid serta orangtua murid.

Pembelajaran dengan sistem daring bagi kami para guru dan siswa yang berada di desa (pedalaman) kurang efektif, dimana banyak kendala yang kami rasakan. Mulai dari sulitnya mengakses jaringan internet, keterbatasan peserta didik, dimana tidak semua murid memiliki Gatged, yang diakibatkan keterbatasan ekonomi tiap keluarga. Hanya siswa-siswa dari kalangan keluarga menengah ke atas yang dapat memiliki benda seperti itu. 

Yang menjadi pertanyaan adalah, bagaimana murid-murid (peserta didik) bisa tetap belajar  tanpa jaringan internet dan harus tetap di rumah? 

Nah, saya dan beberapa partner guru di tempat saya mengajar melakukan beberapa Kali kunjungan  ke rumah para peserta didik, yang rumahnya masih bisa kami jangkau. Kami memberikan tugas kepada anak-anak dengan penjelasan yang singkat dan mudah dipahami. Kami juga memberikan tugas kepada mereka dengan soal yang sangat mudah dipahami. Alhasil, mereka bisa mengerjakannya walaupun belum bisa dikategorikan maksimal. Tapi kami masih mau berkunjung ke tiap rumah, dan harus berjalan.

Walaupun Ada kendala yang kami temui, seperti masih banyak murid yang belum bisa kami kunjungi dimana ada beberapa orangtua malah mengajak anak mereka berkebun bahkan ke hutan untuk berburu, ini merupakan kendala. Harapan Saya orangtua mengerti dan tetap mendukung anak mereka untuk belajar.

Saya juga berharap kerjasama pihak sekolah,  orang tua dan pemerintah kampung ikut serta mendukung kegiatan ini.

Pemberian tugas ke tiap-tiap peserta didik dengan syarat tugas yang diberikan  dikerjakan di rumah pada pukul 08-12 Wita, seperti halnya jam sekolah. 

Sebagai contoh; guru memberikan tugas bahasa inggris pada hari senin pagi, dan keesokan harinya guru yang lain memberikan PKN atau Bahasa Indonesia, kapan siswa tersebut dengan syarat tugas Bahasa Inggrisnya harus terlebih dahulu dikumpulkan kepada guru yang berkunjung pada hari itu juga dan begitulah seterusnnya.

Gambar. 3 Julianti Pandjaitan

Mengingat penyebaran Corona Virus Disease-19 (COVID-19)  semakin hari semakin bertambah, itu menunjukkan adanya kemungkinan besar pembelajaran semester baru (ganjil) yang akan datang di bulan Juli belum bisa belajar di sekolah. Alhasil masih mengikuti sistem pembelajaran di rumah. Jadi menurut saya metode yang saya jelaskan diatas sangat membantu siswa (peserta didik) tetap belajar tanpa menggunakan jaringan internet.

Akhir kata dari tulisan saya ini, semoga masa Pandemi COVID-19 cepat berlalu dan semuanya dapat kembali normal seperti biasanya. Mari Kita sama-sama mengikuti anjuran pemerintah dan mari sama-sama menjaga kebersihan, stay at home dan jikalau beraktifitas di luar rumah jangan lupa pakai masker guys. 

*Penulis merupakan salah satu guru muda di District Yapsi, kab. Jayapura, Provinsi Papua.