Mahasiswa Mengabdi demi meningkatkan SDM Melalui Budaya Literasi Guna Menyongsong Indonesi Emas 2045
Indonesia adalah negara yang pernah dijuluki asia, karna potensi yang
besar dan pada tahun 2045 indonesia akan genap berumur 100 tahun, hingga timbul wacana ‘Indonesia emas 2045’. Dimana Indonesia ditargetkan akan sejajar dengan negara adidaya dengan optimalisasi potensi SDA yang ada. Tetapi SDM yang rendah menjadi kendala dari wacana besar tersebut, sehingga SDM yang rendah harus
ditingkatkan dengan cara melibatkan semua sektor dan lembaga yang terkait demi meningkatkan SDM yang unggul dan berkualitas. Maka dari itu, baik pemerintah ataupun swasta harus selalu bersinergi dan berkolaborasi agar terwujudnya SDM yang unggul dan berkualitas, karna hal-hal seperti ini seharusnya menjadi pusat perhatian
sehingga Indonesia emas 2045 dapat terwujud.
Bila berbicara tentang SDM dapat diketahui bahwa tingkatan literasi masyarakat suatu bangsa memiliki implikasi terhadap kualitas dari masyarakat tersebut. Oleh Karena itu, tinggi rendahnya minat membaca buku seseorang mempengaruhi wawasan,
perilaku, bahkan mental dari orang tersebut (Permatasari 2015). Alangkah baiknya, perlu diketahui terlebih dahulu bahwasannya literasi secara umum dapat diartikan sebagai sebuah kemampuan membaca dan menulis. Serta hasil dari kegiatan membaca
dan menulis itu akan memberikan sebuah kemampuan baru, yaitu kemampuan untuk menganalisis.
Ahmad Bukhori (Dosen Universitas Indonesia) dalam (Jalaludin 2021)
menyebutkan bahwa dilihat dari sisi konteks kekinian, literasi memiliki arti yang sangat luas. Literasi bisa berarti melek teknologi, politik, berpikiran kritis, dan peka terhadap lingkungan sekitar.
Tak dapat dipungkiri bahwa Indonesia menjadi salah satu negara dengan tingkat literasi paling rendah di dunia, dikutip dari situs resmi Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (KEMENKO PMK) dinyatakan bahwa Indonesia adalah salah satu dari sepuluh negara dengan tingkat literasi yang paling rendah. Hal ini tentu menjadi tamparan terhadap bangsa Indonesia, dimana
literasi dasar seperti membaca buku dapat mempengaruhi tingkat literasi pada sektor lain. Seperti literasi politik dimana pada 2024 akan di adakan pemilu yang jelas sangat penting untuk kedepannya dan literasi digital baru-baru ini dimana dengan perkembangan teknologi dan informasi yang melaju pesat membuat masyarakat Indonesia dituntut harus bisa mengikuti perkembangan zaman. Sehingga literasi seharusnya menjadi budaya yang dikembangkan dan dipelihara oleh masyarakat Indonesia (Alfarikh n.d).
Ada banyak faktor yang menjadi penyebab rendahnya budaya literasi, namun kebiasaan membaca dianggap sebagai faktor utama dan mendasar. Padahal, salah satu upaya peningkatan mutu SDM agar cepat menyesuaikan diri dengan perkembangan global yang meliputi berbagai aspek kehidupan manusia adalah dengan menumbuhkan masyarakat yang gemar membaca (reading society) (Permatasari 2015).
Kenyataannya masyarakat masih menganggap aktivitas membaca hanya untuk menghabiskan waktu saja, bukan mengisi waktu dengan sengaja. Artinya aktivitas membaca belum menjadi
kebiasaan tapi lebih kepada kegiatan ’iseng’ saja, karena membaca mungkin kegiatan yang mudah dilakukan, namun susah untuk dijadikan kebiasaan (Ngurah Suragangga
2017).
Dunia yang kian kompetitif saat ini, menuntut generasinya untuk cerdas, kreatif,dan inovatif. Semua keterampilan itu bisa diwujudkan, salah satunya melalui kegiatan
berliterasi.
Tuntutan abad ini membuat generasi muda harus haus akan bacaan baik
dari dalam maupun luar negeri. Akan banyak permasalahan-permasalahan yang harus diselesaikan dan menuntut untuk generasi muda memiliki tingkat literasi yang tinggi, bahkan bukan hanya generasi muda saja yang dituntut tetapi masyarakat seluruhnya, sehingga SDM secara keseluruhan meningkat, bermutu, berkualitas dan dapat
menyelesaikan masalah-masalah yang ada serta menjawab tuntutan zaman.
Mahasiswa sebagai bagian dari kaum terpelajar tentu haruslah melihat permasalahan literasi yang ada dan sadar akan pentingnya literasi, sehingga meningkatkan SDM
melalui pembudayaan literasi pada masyarakat adalah bagian dari tanggung jawab dan bentuk pengabdian mahasiswa sebagai intelektual muda.
Pada tahapan awal mahasiswa haruslah meningkatkan literasinya dahulu secara eksternal dan setelah tahapan itu mahasiswa haruslah segiat mungkin dan sekreatif mungkin menyadarkan masyarakat tentang pentingnya literasi dimana literasi akan sangat membantu dalam banyak hal, dimana kita hidup di zaman yang teknologi informasi sangatlah berkembang pesat hingga kemampuan analisi untuk validasi data sangatlah diperlukan yang tentu saja hal ini berkaitan langsung dengan tingkat liteasi yang dimilki. Banyak hal yang dapat dilakukan demi membudayakan literasi pada masyarakat yang bisa dilakukan mahasiswa, seperti lapak baca, memberikan penyuluhan-penyuluhan
pentingnya literasi, membuat diskusi publik tentang pentingnya literasi, perlombaan menulis baik essai ataupun tulisan ilmiah dan membuat lapak baca digital.
Kegiatan-kegiatan ini dapat dilakukan baik offline maupun online. Melalui kegiatan-kegiatan yang gencar dan kreatif, masyarakat diharapkan sadar akan pentingnya literasi dan membudayakan literasi.
Sebagai bagian dari kontrol pemerintah, Mahasiswa juga
harus gencar memberikan masukan ke pemerintah tentang budaya literasi meskipun dalam UU No. 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan memberikan harapan akan
berkembangnya budaya literasi, namun implementasi UU tersebut masih jauh dari harapan dan disini mahasiwa sebagai pemantau jalannya UU tersebut, sehingga tidak hanya menjadi alat pencitraan semata (Permatasari 2015).
Generasi yang akan mewujudkan Indonesia emas adalah generasi muda, khususnya yang saat ini tengah menempuh pendidikan di perguruan tinggi di seluruh Indonesia, dari sini peran mahasiswa menjadi sangatlah penting dalam mewujudkan wacana tersebut hingga meningkatkan SDM juga menjadi tanggung jawab mahasiswa yang dijuluki sebagai agen perubahan (Agent of Change), yang juga akan menjadi pemimpin dimasa yang akan datang. Mahasiswa sebagai insan akademik sudah seharusnya menyuluhkan tentang pentingnya literasi kepada masyarakat dan
mengentaskan buta literasi tersebut hingga SDM meningkat dan terwujudlah Indonesia
yang sejajar dengan negara adidaya yang ditargetkan tepat pada 100 tahun Indonesia merdeka dari kolonialisme dan imprealisme serta secara sah dinyatakan sebagai Indonesia emas.
Anggota Biasa PMKRI Padang
KOMENTAR