Mengabdi untuk Negeri Menyongsong 2045

Oleh: Alberto Nainggolan

Negara Indonesia atau Negara Kesatuan Republik Indonesia Merupakan Negara Yang mememiliki 38 provinsi ,Populasi penduduk sebanyak 273,52 juta jiwa dan Sebanyak 68,82 juta jiwa Penduduk Indonesia masuk Kategori Pemuda.

pada tahun 2023 ini Indonesia mulai masuk kedalam vase pengembangan agar Di tahun 2045 Indonesia dapat memperoleh ataupun Mencapai masa keemasan. Pada tahun 2045 genap Indonesia berusia 1 abad (100 tahun) .Agar masa keemasan Tahun 2045 terwujud,diperlukan Pembangunan pendidikan yang didalam nya terdapat perspektif masa depan .Mewujudkan masyarakat yang Berkualitas , Maju ,Mandiri,dan Modern,Serta meningkatkan harkat dan martabat bangsa.

Pendidikan Yang di bangun secara merata merupakan kunci keberhasilan yang paling berharga mencapai tujuan pembangunan nasional secara keseluruhan,untuk Mencapai cita-cita dan impian Bangsa Indonesia di Tahun 2045 diperlukan beberapa hal yang konkrit ,yaitu pembangunan SDM dan Penguasaan IPTEK , Perkembangan ekonomi berkelanjutan , Pembangunan Infrastruktur dan Pendidikan yang Merata. Di tahun 2023 era pemerintahan Presiden Jokowi Dodo pembangunan infraksturuktur sudah mulai berjalan dengan lancar ,infrastruktur yang dikembangkan meliputi;Jalan Tol, Stadion , Jembatan, Bendungan,Terminal,dan Infrasturktur di Bidang Pendidikan .

Masyarakat sangat diperlukan untuk mengabdi pada negara menempuh masa keemasan Di Tahun 2045 .baik itu Generasi muda dan Orang Tua .untuk menuju masa keemasan diperlukan Infrastruktur Pendidikan yang efektif terlebih dahulu,infrastruktur pendidikan yang efektif diantaranya pelaksanaan media kurikulum yang merata disetiap sekolah,pembangunan sekolah di setiap wilayah, Sarana dan Prasarana sekolah yang berkualitas.Nadiem Makariem selaku Menteri Pendidikan, Kebudayaan,Riset,dan Teknologi Republik Indonesia membentuk sebuah Media Kurikulum yang bernama Kurikulum Merdeka Belajar, Namun Penerapan kurikulum tersebut pada setiap sekolah Baik Di Jenjang SD,SMP,SMA,dan Perguruan Tinggi belum terlaksana sepenuhnya dengan baik pada Setiap Wilayah Indonesia.

Kurangnya pelaksanaan atau penerapan kurikulum yang baru menjadi sebuah tantangan untuk menyongsong tahun 2045, Sebab pendidikan menjadi dasar yang terutama agar Negara bisa Berkembang. Paska Amoi Simanjuntak selaku Presidium Pengembangan Organisasi (PPO) PMKRI cabang Pematang Siantar, mengatakan untuk Saat ini di Jenjang SD,SMP,SMA kurikulum 2013 masih dipergunakan, Sudah ada Juga Sekolah yang menggunakan Kurikulum Merdeka ,Kalo Menurut Saya, Semua Kurikulum itu baik. Cuman Permasalahannya siswa tidak bisa mengikuti Proses Pembelajaran. ketika Saya di masa PPL.Saya mengajar berdasarkan Kurikulum 2013, membutuhkan tenaga dan kesabaran ketika menghadapi siswa di dalam kelas, menjalankan proses pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013 sangat sulit di pahami oleh Siswa ,ketika mengajar di masa PPL saya mengkolaborasikan Kurikulum 2013 dengan KTSP 2006 agar siswa dapat mengerti’ Ucapnya.

Selain pendidikan, Indonesia juga memerlukan teknologi yang bisa membantu semua pekerjaan yang rumit menjadi mudah. Berdasarkan info dari detik.com Indonesia masuk kedalam urutan terendah di Asia pada kategori teknologi, Indonesia menempati urutan ketiga terendah bersamaan dengan Mongolia dan Filipina. Terdapat dua penyebab rendahnya Perkembangan Teknologi di Indonesia yaitu,

Posisi Geograsfis

Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki16,771 kepulauan, luas wilayah yang dimiliki Indonesia ini membuat untuk pembangunanan ataupun pengembangan Teknologi menjadi terhalang, sebagian pejabat yang berwenang kedalam pembangunan teknologi mengambil kesempatan untuk melakukan tindak pidana korupsi. Baru-baru ini Menkominfo Jonny G Plate melakukan Korupsi sebesar RP 8 Triliun dalam mega proyek penyediaan menara base transceiver station (BTS) 4G. Bukan sedikit anggaran yang dipergunakan untuk memperkaya diri yang dilakukan oleh para koruptor dalam posisi geografis ini lah Indonesia kesulitan untuk melangkah ke masa keemasan 2045.

Sosiokultural

Selain itu, sosiokultural juga menjadi alasan lambat nya perkembangan Teknologi Indonesia terkhusunya perkembangan teknologi di Bidang Pendidikan Menurut dewan pakar ISED Ryan Kiryanto generasi yang lebih tua lebih sulit menyesuaikan diri dengan teknologi Digital dibandingkan dengan generasi Muda. Sosiokultural ini rentan terjadi pada kalangan Guru, karena kesulitan dengan perkembangan teknologi digital sebagian Siswa menjadi semena-mena terhadap Guru.  

*Anggota Biasa PMKRI Pematang Siantar*

Dalam mengelola pendidikan dan teknologi, bonus demografi sangat menentukan. Pendidikan dan teknologi, bukanlah persoalan yang mudah. Bila ditanam dan di up ketingkat yang mantap, maka 10-20 tahun mendatang SDM Negara Indonesia akan matang dalam menyongsong Indonesia menuju masa keemasan tahun 2045 seperti yang kita inginkan bersama.