Refleksi Diri: Memilih atau Dipilih

Oleh: Alberto Nainggolan*

Di Era menuju Dewasa ini, setiap remaja  akan merasakan pertambahan usia setiap tahunnya, kian bertambah nya Usia membuat kita Seringkali merasa berada di ambang perubahan besar. 

Ini adalah masa di mana kita dihadapkan pada banyak pilihan hidup yang mungkin menentukan arah masa depan kita. 

Pertanyaan yang sering muncul adalah apakah kita memilih atau dipilih oleh kehidupan?

Memilih atau dipilih merupakan refleksi dari cara kita memandang peran dan kendali dalam hidup. Memilih mengandaikan bahwa kita memiliki kontrol atas nasib kita sendiri, setiap seseorang memiliki kekuatan untuk menentukan arah hidup dengan cara yang dia inginkan. 

Hal tersebut melibatkan kesadaran akan nilai-nilai, tujuan, dan harapan yang ingin dimiliki, serta tanggung jawab atas konsekuensi dari pilihan-pilihan tersebut.

Namun, dalam realitanya, kehidupan seringkali tidaklah sesederhana itu. Terkadang, meskipun kita telah merencanakan segalanya dengan matang, kehidupan memiliki cara untuk memilih kita. 

Tantangan-tantangan tak terduga, perubahan mendadak, dan peluang yang tiba-tiba muncul dapat mengubah arah hidup tanpa permintaan atau persetujuan kita. hal ini, membuat kita mungkin merasa seperti tidak memiliki kendali atas nasib kita, seperti kita dipilih oleh keadaan.

Di Umur yang kian bertambah setiap satu tahun sekali, tekanan dari berbagai pihak seperti keluarga, teman, atau masyarakat sering kali bisa terasa sangat kuat.

Ekspektasi untuk sukses, untuk mencapai standar tertentu, atau untuk mengikuti jejak yang telah ditentukan oleh orang lain dapat menjadi beban yang berat. Namun, di tengah-tengah tekanan ini, penting untuk diingat bahwa kita memiliki kekuatan untuk menentukan bagaimana kita merespon tantangan-tantangan ini.

Kita mungkin tidak dapat mengendalikan semua yang terjadi, tetapi kita selalu memiliki kendali atas sikap dan respon terhadap situasi tersebut. 

Ini merupakan titik penting yang harus diingat: meskipun kita mungkin tidak bisa mengontrol apa yang terjadi, kita selalu bisa mengontrol bagaimana cara untuk meresponnya.

Oleh karena itu, di ambang usia yang menantang ini, penting untuk melihat diri kita tidak hanya sebagai penerima dari keadaan, tetapi juga sebagai agen yang aktif dalam membentuk nasib kita sendiri. 

Ini adalah tentang mengambil peran aktif dalam hidup, mengambil kendali atas pilihan-pilihan yang kita buat, dan bertanggung jawab atas konsekuensi dari pilihan-pilihan tersebut.

Memilih atau dipilih bukanlah pertanyaan yang harus dijawab sekali dan untuk selamanya.

proses yang berkelanjutan ini, merupakan sebuah perjalanan menuju kedewasaan dan pemahaman diri yang membutuhkan refleksi, eksplorasi, dan pertumbuhan yang konstan. Di Umur 21 tahun, saya baru saja memulai dan akan memfokuskan perjalanan ini.

*Alberto Nainggolan merupakan mahasiswa Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar dang pengurus PMKRI Pematangsiantar