Oleh: Asrida Sigiro* |
Dalam perjalanan panjang menuju Indonesia yang maju, pendidikan menjadi fondasi penting bagi kemajuan bangsa. Dalam semangat membangun negeri, saya menemukan panggilan hidup yang mulia: mendidik dan membawa transformasi nyata bagi guru-guru dan anak-anak Indonesia.
Bersama Yayasan GASING Academy, melalui program 'Indonesia Pandai Berhitung' dengan metode Matematika GASING (GAmpang, aSyIk, meNyenaNGkan) yang ditemukan oleh Profesor Yohanes Surya, Ph.D., kami turut serta membangun Nusantara baru.
Metode GASING menjadikan matematika sebagai pembelajaran yang gampang, asyik, menyenangkan, dan penuh kegembiraan.
Matematika tidak lagi menjadi pelajaran yang dianggap sebagai momok menakutkan di kalangan anak-anak, yang pada umumnya membuat mereka merasa takut, cemas, dan bahkan putus asa saat berhadapan dengan angka-angka.
Melalui metode GASING, kami membuktikan bahwa matematika bisa menjadi pelajaran yang digemari dan mudah dipahami. Bersama GASING Academy, saya telah berkelana ke berbagai penjuru negeri, dari kota-kota besar hingga pelosok paling terpencil di Indonesia.
Dari Papua yang megah hingga Nusa Tenggara Timur yang eksotis, dari Sulawesi yang permai hingga Sumatera yang luas, saya menyaksikan betapa pendidikan di negeri ini masih perlu banyak dibenahi. Namun, saya juga melihat harapan yang besar. Di setiap sudut negeri, semangat belajar anak-anak kita tidak pernah padam, dan melalui metode GASING, kami membawa sinar baru dalam dunia pendidikan mereka.
Kami datang dengan sepenuh hati, membawa misi mulia: 'Indonesia Pandai Berhitung dengan metode GASING'. Metode ini bukan sekadar cara mengajar matematika, tetapi juga teladan bagi para pendidik dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab yang luhur—“mengajar dengan sepenuh hati”.
Dengan metode GASING, ribuan guru di Indonesia telah mengalami perubahan. Dari Timur ke Barat, istilah yang sering didengar adalah, 'Guru yang suka baku hantam atau baku pukul'. Kini, guru-guru Indonesia hadir dengan wajah baru. Mereka adalah guru yang penuh tanggung jawab, mengajar dengan hati yang tulus, selalu menebar senyum, dan menjadi sahabat bagi murid-muridnya.
Mereka adalah guru yang senang memuji, memberi motivasi, dan menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.
Di daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar), yang seringkali luput dari perhatian, perubahan yang kami bawa terasa begitu signifikan.
Anak-anak yang dulunya takut dan tidak percaya diri kini menjadi cepat berhitung dan bahkan mencintai matematika. Mereka tidak lagi melihat matematika sebagai sesuatu yang sulit, melainkan sebagai tantangan yang menyenangkan untuk dipecahkan. Perubahan ini tidak hanya terjadi pada anak-anak di daerah terpencil, tetapi juga di kota-kota besar.
Matematika yang dulunya menakutkan kini menjadi permainan yang mengasah otak dan menyenangkan hati.
Di mana pun kami pergi, kami membawa pesan “mengajar dengan sepenuh hati". Sehingga, pendidikan bukanlah beban, melainkan cahaya yang menerangi jalan menuju masa depan yang cerah.
Pengalaman mengajar anak-anak di pelosok Indonesia sungguh beragam, namun ada satu benang merah yang selalu kami temukan, yaitu "setiap anak akan merasa mudah belajar ketika gurunya mengajar dengan hati".
Secara pribadi, saya pernah beberapa kali menangani anak-anak yang tertinggal dalam pelajaran saat pelatihan GASING. Salah satu yang paling membekas dalam ingatan saya adalah seorang anak kelas 4, bersekolah di sebuah sekolah terpencil di bagian Timur Indonesia.
Anak ini sangat lemah dalam berhitung. Ketika saya menangani dia secara khusus, hanya satu hal yang bisa dia jawab dengan benar: 2+2=4. Selebihnya, dia tak mampu memberikan jawaban yang tepat.
Bahkan untuk 2+1 dengan bantuan jaripun, dia tak bisa menjawab dengan benar. Masih teringat jelas dalam benak saya, saat saya bertanya 3+4, dia menjawab 10. Saya ulangi hingga tiga kali, dengan pertanyaan yang sama, dan dia tetap menjawab 10, dengan ekspresi yang seolah-olah yakin tak ada yang salah dari jawabannya.
Hati saya teriris melihat anak tersebut. Namun, dengan sabar, saya ajarkan dia menggunakan metode GASING. Dalam proses pelatihan selama dua minggu, keajaiban terjadi—dia mengalami perubahan yang sangat signifikan. Kini, dia mampu berhitung dengan bilangan banyak angka.
Di daerah lain, kami pernah melatih 90 anak yang dipilih karena menduduki peringkat terakhir di kelas mereka. Selama dua minggu pelatihan, mereka mengalami perubahan yang sungguh luar biasa.
Anak-anak yang sebelumnya tak bisa berhitung kini mampu melakukannya dengan cepat. Bahkan mereka menguasai kuadrat hingga 50, penjumlahan, pengurangan, dan pembagian dengan bilangan banyak angka.
Pengalaman serupa terjadi di salah satu kabupaten di Provinsi Papua Pegunungan. Saat awal pelatihan, kami menemukan anak-anak yang bahkan belum mengenal angka dan tidak bisa menuliskannya.
Namun, setelah menjalani pelatihan GASING, mereka mengalami perubahan yang begitu luar biasa. Saat memimpin demo hasil pelatihan di hadapan Bapak Bupati dan seluruh hadirin, air mata saya menetes melihat mereka mampu berhitung dengan cepat, bahkan hingga kuadrat 50.
Dari pengalaman mengajar lebih dari 20 kabupaten/kota, dari Sabang hingga Merauke, saya semakin yakin akan kebenaran filosofi Profesor Yohanes Surya, Ph.D., yang berbunyi, "Tidak ada anak yang bodoh, hanya saja mereka belum menemukan metode yang tepat dan guru yang baik".
Di usia 79 tahun kemerdekaan ini, dengan tema "Nusantara Baru, Indonesia Maju", saya merasa bangga menjadi bagian dari perubahan ini. Kami sedang membangun Nusantara baru yang lebih cerdas, di mana anak-anak dari Sabang sampai Merauke merasakan bahwa belajar adalah hak setiap anak Indonesia. Saya percaya bahwa melalui pendidikan yang tepat, kita sedang menanam benih bagi Indonesia yang lebih maju, lebih kuat, dan lebih berdaya saing di mata dunia.
Setiap langkah yang kami ambil, setiap daerah yang kami kunjungi, adalah bagian dari upaya besar untuk membawa Indonesia ke arah yang lebih baik. Dan ketika melihat senyum anak-anak yang berhasil menaklukkan matematika, saya merasa yakin bahwa masa depan bangsa ini ada di tangan yang tepat.
Kita sedang menciptakan generasi baru yang siap menghadapi tantangan dunia dengan pengetahuan dan keberanian yang tak tergoyahkan.
Semoga langkah kecil yang kami mulai menjadi bagian dari langkah besar bangsa untuk mewujudkan Nusantara Baru, Indonesia Maju. Semoga, dalam setiap angka yang ditulis, anak-anak Indonesia melihat harapan dan masa depan yang cerah.
Di mana pun mereka berada, setiap anak berhak mendapatkan pendidikan yang layak.
Bapak dan Ibu guru di seluruh Indonesia, mari kita bergandengan tangan, bersama mewujudkan misi Indonesia cerdas, membimbing generasi emas menuju Indonesia Emas 2045.
DIRGAHAYU NKRI KU MERDEKA!!!
Salam hangat penuh semangat.
*Penulis merupakan Trainer Yayasan GASING Academy dan Founder KOKASI (Komunitas Kartini Indonesia).
KOMENTAR